Tiga perwakilan warga Desa Lakardowo Kecamatan Jetis, Mojokerto mengadukan nasib mereka ke Polda Jawa Timur, Senin (08/05/2017). Mereka melaporkan PT Putra Restu Ibu Abadi (Pria) karena limbah pabrik tersebut mencemari lingkungan setempat.
Utomo, Khoirul Basar, dan Kusni Mubarok, tiga perwakilan warga ini datang ke Polda Jatim sekitar pukul 11 : 00 WIB.
Khoirul mengatakan, warga telah menemukan bukti baru tentang limbah yang dibuang PT PRIA pada 23 April lalu.
“Kali ini limbahnya cair. Warnanya hitam dan bau,” kata Khoirul.
Limbah cair tersebut mengalir di sungai kecil yang menjadi jalur irigasi dan mengairi sawah warga. “Kami tidak bisa bercocok tanam dan padi yang sudah ditanam terancam tidak bisa panen,” lanjut Khoirul.
Khoirul berharap polisi bisa menindak tegas pihak managemen PT Pria dan menutup pabrik yang berdiri sejak 2010 tersebut.
“Kami sudah pernah demo ke Bupati Mojokerto. Kami juga pernah lapor ke dinas kehutanan propinsi. Tapi nggak ada hasilnya,” ucap Khoirul.
Dijelaskan Khoirul, warga yang mendiami perbukitan Kendeng mengaku kesulitan air bersih selama pabrik tersebut beroperasi.
“Air bersih di lingkungan kami kini tercemar dan tidak bisa dikonsumsi karena kandungan kimia yang melebihi standar baku mutu yang ditetapkan Menteri Kesehatan. Kalau mandi pakai air sumur mengakibatkan iritasi kulit,” ungkap Khoirul.
Selain itu, warga juga kesulitan mencari air untuk minum dan memasak. Terpaksa mereka membeli air dengan harga tiga ribu rupiah pergalonnya.
“Kalau sehari sampai dua galon, sudah berapa banyak uang yang dikeluarkan dalam sebulan.? Kami benar – benar kesusahan,” ujar Khoirul.
Berdasarkan uji lab BLH Jatim tahun 2012 silam, kadar TDS, kesadahan CaCo, bahan organik KMn04, sulfat, mangan dan seng jauh melebihi baku mutu air yang ditoleransi.
“Kandungan ini terutama ditemukan di sumur warga yang rumahnya berdekatan dengan lokasi pengolahan limbah PT PRIA,” tandasnya. (Anggun)
EmoticonEmoticon