Menjelang bulan puasa, beberapa harga kebutuhan pokok di Surabaya mulai naik. Beberapa komoditas seperti bawang putih, cabai, wortel, hingga brokoli harganya naik tajam.
Berdasar pantauan JawaPos.com di dua pasar, yakni Gubeng dan Kutisari, kenaikan harga yang cukup signifikan adalah bawang putih. Di dua pasar itu, harga bawang sama. Salah seorang pedagang di Pasar Gubeng, Binti Musarokah mengatakan kenaikan bawang putih mencapai Rp 15 ribu. "Harga kulakan biasanya Rp 40 ribu. Hari ini tadi kulak Rp 55 ribu per kilogramnya," ujar perempuan yang akrab disapa Bin itu, Kamis pagi (4/5).
Oleh sebab itu, agar tetap untung, Bin menjual bawang putih di tokonya seharga Rp 60 ribu per kg. Selain bawang putih, komoditas yang harganya naik adalah cabai merah, wortel, dan brokoli.
Untuk cabai, di Pasar Gubeng harganya bervariasi. Antara Rp 64-65 ribu per kg. "Itu naik. Biasanya kulakan Rp 55 ribu per kilo paling mahal," imbuh perempuan berusia 47 tahun tersebut. Sedangkan wortel yang biasanya Rp 8 ribu per kg menjadi Rp 10 ribu. "Kualitas yang paling bagus sampai Rp 13 ribu," lanjutnya.
Begitupula dengan harga brokoli. Sayuran hijau itu hampir naik dua kali lipat. Biasanya harga kulakannya Rp 15 ribu. Sekarang pedagang kecil membelinya Rp 26 ribu di distributor.
Telor ayam juga mengalami sedikit lonjakan harga. Harga normalnya Rp 17 ribu per kg. Sekarang pedagang menjualnya Rp 17.900 - Rp 18 ribu.
Untuk komoditas yang harganya stabil antara lain tomat, daging sapi, dan kentang. Harga tomat statis di angka Rp 10 ribu, Kentang Rp 14 ribu. Sedangkan daging sapi berkisar antara Rp 100-110 ribu per kg. "Masih standar aja harga segini mas. Belum naik," kata Ruijah, pedagang daging di pasar Kutisari.
Yang mengalami sedikit penurunan harga adalah minyak goreng. Harganya turun seribu dari Rp 13 ribu jadi Rp 12 ribu per kg. Kenaikan harga tersebut, mulai membebani warga. Termasuk pelaku usaha, seperti Yayuk Darwitri. Perempuan yang membuka depot tersebut menyebut kenaikan harga bawang putih cukup signifikan.
"Bawang putih kan mesti dipakai semua masukan. Setiap mau puasa selalu naik. Bedanya untuk tahun ini, daya beli masyarakat menurun," ucap perempuan dua orang anak tersebut.
Sebagai pemilik depot, tidak mungkin Yayuk menaikkan harga masakannya. Apalagi pengunjung juga tidak ramai. "Mau di-stock juga nggak mungkin. Mudah-mudahan saja cepat normal lagi," tambah perempuan kelahiran Kisaran, Sumatera Utara itu. (did/JPG)
EmoticonEmoticon